Pekanbaru, SERIBUPARITNEWS – Miris, tahun ini, hari raya kurban tidak terasa di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Pasalnya, tidak ada pemotongan hewan kurban seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, masih ada enam ekor sapi yang yang dipotong di halaman Disdik Riau dan dagingnya dibagikan untuk THL, ASN, dan warga sekitar kantor pengendali pendidikan di seluruh provinsi ini.
Menyikapi ketiadaannya hewan kurban yang dipotong di Disdik Riau tahun ini, Plt Kadisdik Riau, Roni Rakhmat mengatakan, saat dirinya masuk menjabat Plt Kadisdik ada satu hewan kurban. Karena jumlahnya hanya satu, maka diserahkan ke Sekretariat Daerah Provinsi Riau untuk digabungkan dengan hewan kurban yang lain dan pemotongannya dibagikan ke bebrapa OPD yang sudah ditunjuk.
“Ada satu, kita serahkan ke Sekdaprov,” ungkapnya saat dimintai tanggapan soal ini beberapa hari lalu.
Sedangkan Sekretaris Dinas Pendidikan Riau, Edi Rusma Dinata mengatakan tidak ada sama sekali hewan kurban di Disdik Riau. Tanpa menjelaskan sebab “hilangnya” hewan kurban yang tahun lalu jumlahnya enam ekor sapi itu.
“Nggak ada,” ungkapnya membenarkan ketiadaan pemotongan hewan kurban di Disdik Provinsi Riau tahun ini.
Pernyataan yang sama diungkapkan Kasubag Umum Alfira yang juga merupakan Plt Kabid SA di Disdik Riau.
“Kosong, nggak ada hewan kurban,” katanya melalui pesan whatsapp.
Disis lain, salah seorang pengurus musala Disdik Riau yang ditanyakan masalah ini terlihat tidak bisa memberikan jawaban apa-apa. Namun, dengan enggan menyebutkan bahwa itu sebaiknya ditanyakan ke pimpinan saja. Mereka sebagai staf hanya menjalankan jika diperintahkan. Jika tidak ada yang akan dipotong, mau apalagi.
“Padahal disini semua semangat kalau potong hewan kurban, tenaga banyak, senmangat banyak, tapi hewannya tidak ada yang akan dipotong,” ungkap Adi Kampak.
Sementara itu Ketua Forum Wartawan Pendidikan Riau, Munazlen Nazir menanggapi lain kondisi ini. Dengan tegas wartawan senior Riau itu mengatakan bahwa di Disdik Riau saat ini orang hanya memikirkan proyek saja.
“Disini, kalau urusan proyek banyak pasal bisa dilakukan. Tapi kalau urusan akhirat begitu, lihat saja, tak ada yang mau,” ungkapnya miris.
“Seperti diketahui, beberapa bulan lalu, Kadisdik Riau, Tengku Fauzan Tambusai ditangkap Kejaksaan Tinggi Riau sehubungan sangkaan SPj fiktif saat menjabat Plt Sekwan Riau. Sejak saat itu, Disdik Riau ini seperti makin kacau balau. Banyak masalah tidak bisa diselesaikan, bahkan banyak pejabatnya takut mengahadapi wartawan. Salah satunya Kabid SMK,” ujar Ketua Forwadik lagi.
Sejauh ini, masuknya Roni Rakhmat menjabat Plt Kadisdik Riau cukup membuat suasana sedikit mencair.
“Setidaknya, Roni Rakhmat tidak takut bertemu dan didatangi wartawan, komunikatif dan bisa bicara to the point. Harusnya pejabat itu begitu. Takut menghadapi wartawan karena punya masalah atau tidak tahu permasalahan yang akan ditanya wartawan,” ungkapnya lagi.
Untuk ke depannya, Ketua Forwadik Riau meminta Pj Gubri untuk meninjau ulang pejabat di jabatan startegis Disdik Riau, Sekretaris, Kabid-Kabid dan PPK yang ada. Karena semua yang sekarang menjabat, dinilai Ketua Forwadik tidak kompeten dan tidak memiliki kapasitas untuk memajukan pendidikan Riau ke depan.(*)