PEKANBARU - Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia tertarik mengembangkan hilirisasi kelapa di Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Hal itu setelah Gubernur Riau Abdul Wahid bersama jajaran melakukan kunjungan ke sejumlah kementerian, termasuk Kementan beberapa waktu lalu guna memaparkan potensi daerah yang bisa dijadikan kawasan ekonomi khusus.
"Kemarin Pak Gubernur memimpin delegasi kita mengunjungi kementerian di Jakarta memaparkan potensi daerah, yang bisa dijadikan kawasan ekonomis khusus. Termasuk Pulau Burung di Kabupaten Inhil," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Syahrial Abdi, Selasa.
Syahrial mengatakan, jika Kementan merespon potensi kepala di Pulau Burung untuk dikembangkan hilirisasi kelapa. Hal ini juga seiringan dengan kebijakan Presiden Prabowo terkait hilirisasi potensi Indonesia.
"Jadi kami tangkap peluang itu. Sekarang kami memaparkan potensi daerah. Skema negosiasinya dirubah. Mengkap semua potensi. Kami minta daerah diberdayakan," ujarnya.
Dengan skema tersebut, lanjut Syahrial, pihaknya berharap daerah bisa berkontribusi lebih banyak lagi untuk pendapatan negara, yang efeknya bisa kembali ke Riau.
"Karena Riau punya banyak potensi yang bisa dikembangkan, dan menjadi nilai tambah bagi masyarakat petani dan perekonomian nasional," tandasnya.
Untuk diketahui, Pemerintah telah meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025-2045 untuk mendukung pengembangan industri kelapa yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Seiring dengan program pemerintah, Provinsi Riau memiliki perkebunan kelapa terluas di Indonesia. Di mana luas perkebunan kelapa 426.579 hektar dari total luas komoditi di Provinsi Riau mencapai 3.731.183 hektar.
Luas perkebunan kelapa di Riau seluas 426.579 hektar atau 11,4 persen dari total luas kebun beberapa komoditi di Riau. Dari luas tersebut potensi kelapa terbesar berada di Inhil.