Bogor – Gerakan literasi kembali hidup di Desa Cikarawang melalui inisiatif Lapak Baca Literakyat. Kegiatan ini digagas oleh sekelompok pemuda desa yang ingin menciptakan ruang belajar bersama bagi warga untuk bertukar ide, berdiskusi, dan menumbuhkan kesadaran kritis terhadap perubahan sosial di sekitar mereka.
Lapak Baca Literakyat tidak sekadar menghadirkan bacaan, tetapi juga forum diskusi terbuka tentang isu desa, pertanian, dan keadilan sosial. Komunitas ini berangkat dari kesadaran bahwa masyarakat desa kini menghadapi tantangan besar: dominasi kapitalisme yang menggeser fungsi sosial dan nilai gotong royong warga.
Menurut Apriansyah Wijaya sebagai Koordinator Literakyat, gerakan ini hadir untuk menjadi penyeimbang. “Kapitalisme membuat masyarakat semakin individualistik. Literasi rakyat harus jadi pondasi untuk membangun kesadaran kolektif dan memperkuat kembali solidaritas desa,” ujarnya.
Lapak baca ini terbuka untuk semua kalangan, baik pelajar, petani, maupun warga umum. Kegiatan rutin seperti diskusi buku, pemutaran film, dan kelas menulis akan menjadi bagian dari agenda Literakyat. Melalui aktivitas tersebut, para pemuda berharap desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga subjek yang berpikir dan bertindak untuk dirinya sendiri.
Dengan semangat gotong royong dan pendidikan rakyat, Literakyat ingin membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari sebuah lapak baca di tengah desa.