Seribuparitnews.com Tembilahan, Jamkesnews – Jurniah (46) peserta JKN-KIS yang terdaftar sebagai peserta PBI. Jurniah kini hanya bisa berdiam diri dirumah semenjak ia dinyatakan positif TBC, dulu Jurniah bekerja dikantin sekolah di dekat rumahnya, sudah lima tahun pekerjaan itu Jurniah lakoni, tetapi semenjak Jurniah dinyatakan positif TBC ia berhenti bekerja. Jurniah seorang pekerja keras, ramah dan mudah tersenyum, semenjak akhir tahun 2018 Jurniah mulai merasakan gejala – gejala TBC dan bulan tiga positif TBC dengan gejala batuk – batuk, nafsu makan berkurang sehingga berat badan menurun dan mudah kelelahan.
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV.
“Kurang lebih tiga bulan batuk saya tak kunjung henti, lalu saya memeriksakan diri ke Puskesmas Tembilahan Hulu, setelah diambil sampel oleh dokter yang berada di puskesmas, saya positif TBC dan harus minum obat rutin, sedih saya mendengar bahwa saya positif TBC dan jugak takut mengeluarkan banyak biaya karena saya sudah tidak bekerja lagi dan suami saya bekerja hanya sebagai tukang ojek dari mana dana yang mau kami keluarkan, tapi untung ada JKN-KIS yang menjamin saya berobat jadi saya tidak mengeluarkan biaya sedikit pun,” ujar Jurniah.
Selain TBC Jurniah juga menderita asam urat, tak lama Jurniah tau dirinya TBC ia mengalami sakit kaki yang luar biasa, Jurniah pun dirujuk dari Puskesmas Tembilahan Hulu Ke Rumah Sakit Puri Husada untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Saya diperiksa dan mengalami asam surat yang sangat tinggi, tidak hanya TBC yang saya derita tetapi saya menderita asam urat juga, saya disuruh sama dokter untuk rawat inap, tapi saya ingin istirahat dirumah dan minum obat rutin, Alhamdulillah kini TBC saya hasilnya sudah negatif dan asam urat saya juga sudah berangsur berkurang berkat JKN-KIS,” ucap Jurniah.
Menutup pembicaraan Jurniah mengatakan tanpa JKN-KIS ia tidak tahu harus mengeluarkan dana dari mana karena penghasilan suaminya hanya untuk makan dan biaya hidup sehari-hari dan Jurniah berharap agar program ini terus berlanjut ke depannya. (aw/sj)