SERIBUPARITNEWS.COM,TEMBILAHAN - Menyusul beredarnya bener tentang acara Hello Ween yang akan diselenggarakan di Hello Cafe di Tembilahan, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menyatakan sikap menolak dan keberatan adanya rencana yang dinilai bukan merupakan budaya Bangsa Indonesia.
“Lembaga Adat Melayu Riau menyatakan keberatan serta secara tegas menolak kegiatan dimaksud,” kata Ketua DPH LAMR Inhil, Datuk Sri Said Syarifuddin kepada media ini, Rabu (25/10/2023).
Datuk Sri Said Syarifuddin menyebutkan, karena Hallo Ween merupakan perbuatan yang bertentangan dengan budaya Bangsa Indonesia dan dapat mencederai perasaan umat Islam.
“Pemkab Inhil dengan Motto Bermarwah dan Bermartabat cukup beralasan untuk menolak izin penyelenggaraan acara ini yang tidak sesuai dengan budaya kita yang justru dapat merusak semangat modernisasi di kalangan generasi muda,” katanya
Dikatakannya Halloween bukan simbol seseorang yang modern, tetapi sebaliknya justru mengarah pada demodernisasi sesuai sejarah tradisi itu.
“Silakan buka Google, cari apa itu Halloween, maka Anda akan tahu apa sebenarnya pesta yang banyak dikira tradisi dari Amerika Serikat, simbolnya negara modern di dunia,” katanya.
Menurutnya, dari penelusuran di Google akan ditemukan bahwa Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam 31 Oktober yang berasal dari Irlandia, yang dibawa para imigran ke Amerika Utara.
Di sana Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram dan cenderung menakut-nakuti, berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga untuk meminta permen atau cokelat sambil berkata trick or treat!.
“Ucapan trick or treat! itu adalah semacam ancaman yang berarti beri kami (permen/coklat) atau kami jahili. Nah, meminta dengan ancaman seperti itu kan tidak baik. Dan sudah sangat jelas itu bukan budaya kita," ujarnya. (*)