Kisah Dibalik Suksesnya Acara Perpisahan Kelas XII SMA Negeri I Pekanbaru

Kisah Dibalik Suksesnya Acara Perpisahan Kelas XII SMA Negeri I Pekanbaru
Evi Nurdin, orang tua salah seorang murid kelas XII SMA Negeri I Pekanbaru

 

PEKANBARU – Bagi seorang ibu, orangtua yang memiliki anak yang akan segera menyelesaikan studinya di bangku SMA, yang paling penting, anak senang, belajarnya tenang dan keinginannya bisa dipenuhi. Apalagi keinginan itu didukung oleh para murid lain dan juga orangtua yang lain.  Maka, saat anak-anak kelas XII SMA Negeri I Pekanbaru meminta acara perpisahan di tempat yang worthed, sebuah hotel karena alasan mereka akan menyalurkan kreatifitas mereka di hari terakhir berkumpul sebagai siuswa SMA, disambut dengan suka cita oleh para orangtua.

Hal itu, dikisahkan Evi Nurdin, orang tua salah seorang murid kelas XII SMA Negeri I Pekanbaru yang kemudian di plot sebagai Ketua Panitia Pelaksana acara Perpisahan Kelas XII SMA Negeri I Pekanbaru tahun 2024.

Evi Nurdin dengan gamblang menceritakan bahwa anaknya dan juga kawan-kawannya meminta acara perpisahan di hotel mengingat mereka akan menyajikan acara seperti dalam imajinasi mereka dengan tampilan lighting dan sound system yang keren. Jika di sekolah hal itu tidak akan mungkin dilakukan, mengingat fasilitas pendukung untuk itu tidak ada.

“Kemudian kami berembuk dan pihak sekolah hanya kami minta memfasilitasi saja. Kami bentuk panitia pelaksana yang terdiri dari ibu-ibu orang tua siswa dan melakukan rapat-rapat pembahasan dan pematangan di ruang multi media sekolah. Inilah kami-kami ini, yang sekarang ingin menjelaskan bahwa acara perpisahan itu murni ide anak-anak dan kami sebagai orangtua merasa ingin dan mampu mewujudkannya,” ungkap politisi Partai Nasdem Riau ini, yang didampingi sekretaris panitia dan bendahara panitia pelaksana acara perpisahan di Hotel Premiere Pekanbaru 27 April 2024 lalu.

“Acaranya lebih banyak suguhan anak-anak, ya tarian, nyanyian dan aneka kreatifitas pentaslah. Kami apresiasi hasilnya,” tagasnya sambil memperlihatkan video pembukaan acara perpisahan itu dimana dalam ruanga yang besar itu tamu-tamu sudah pada hadir dan tiba-tiba lampu dimatikan dan muncul para penari dengan kostum bercahaya sehingga terlihat hanya cahaya saja yang bergerak-gerak, seperti layaknya pertunjukan berkelas di teater-teater modern.

Dikisahakan Evi, awalnya mereka menegosiasikan dengan anak-anak agar di sekolah saja, tapi anak-anak yang sudah memiliki gambaran sendiri tentang acara tersebut meminta di hotel, atau mereka akan melakukan sendiri tanpa digawangi para orang tua.

“Kami tak maulah, mereka minta acara sendiri, ndak mungkin, makanya kami kemudian sepakati dan terbentuklah penitia ini sejak beberapa bulan lalu. Bukan ujug-ujug saja, sudah berbulan-bulan,” papar Evi.

Untuk biaya acara tersebut, meski tidak dirinci deatilnya tapi Ketua OKK Partai Nasdem Riau ini menjelaskan bahwa setiap anak dibebankan Rp650 ribu, dan panitia menetapkan 15 persen dari biaaya itu subsidi silang, artinya ada 15 persen anak yang tidak dibebankan, tapi tetap diikutkan dalam acara. Gratis!

“Keputusan panitia memberikan kompensasi subsidi silang 15 persen ini disambut anak-anak dari OSIS dan juga pihak Komite Sekolah. Maka jalanlah acara itu,” kata Evi yang diamini ibu-ibu panitia lainnya.

“Tamu yang hadir 1.000 orang, terdiri dari 130 orang undangan dan guru, 725 orang siswa kelas XII dan orangtua, 100 orang pengisi acara dan 45 orang panitia dan OSIS. Semuanya sudah tercover dan mendapatkan fasilitas yang sama. Kami rangkul semuanya, bahkan jauh-jauh hari kami sudah instruksikan ke bendahara masing-masing paguyupan kelas untuk mendata anak-anak yang tidak harus membayar dan itu jumlah lumayan, makanya kita subsidi silang. Anak-anak juga kita ajak semua datang tanpa membeda-bedakan,” tuturnya.

Sejauh ini, sebagai orangtua Evi dan kawan-kawannya panitia pelaksana senang dan bangga bisa melaksanakan perpisahan anak-anak mereka sesuai dengan keinginan dan mimpi anak-anak mereka. Bahkan tidak ada dari orangtua yang komplen serta keberatan dengan acara tersebut.

“Oh iya, saya bercerita ini, karena saya merasa perlu membagi pengalaman dan cerita saya dengan banyak orang. Bahwa kalau bagi kita orangtua, yang melaksanakan, yang jadi panitia, acara ini sungguh-sungguh membuat sebuah kebangaan dan bagi anak mereka sangat senang menuntaskan kisah masa SMA mereka dengan perpisahan yang sesuai dengan mimpi-mimpi mereka. Saya percaya ini energinya positif dan patut diketahui banyak orang,” urai Evi mengakhiri obrolan dengan media.***