Pekanbaru, SERIBUPARITNEWS -- SMAN Plus Provinsi Riau akan tetap memberikan kualitas lulusan terbaik untuk Bumi Lancang Kuning. Berbagai upaya mereka lakukan, baik pendidikan dasar, ilmu pengetahuan, tehnologi, keimanan maupun ketaqwaan dan yang terpenting pendidikan kepribadian yang terbaik bagi anak didiknya. Keuntungan mereka, memiliki sekolah asrama dan anak didik bisa dalam pengawasan 24 jam sehari semalam oleh guru pengawas.
SMAN Plus Provinsi Riau adalah sekolah menengah yang pada tahun 2000 bernama SMUN 1 Tambang Kabupaten Kampat berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nomor 217/0/200 Tanggal 17 November 2000. Kemudian berdasarkan keputusan Gubernu Riau Nomor KPTS. 511/XI/2001 tanggal 17 November 2001 berubah nomenklaturnya menjadi SMU Plus Provinsi Riau, dan sekarang berubah menjadi SMAN Plus Provinsi Riau. Pada tanggal 25 November 2000, SMA Negeri Plus Provinsi Riau diresmikan Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri.
Sekolah ini, menurut Kepala Sekolahnya Edi Sutono, terus berupaya menjadi sekolah yang memiliki integritas dan kualitas terbaik. Karena menurutnya, tujuan pendirian sekolah ini dulu adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian dan juga meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan sosial budaya dan alam sekitarnya serta menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa, cerdas, terampil, berkemauan kuat, berbudi pekerti luhur serta berbudaya Melayu.
Upaya ke arah itu selalu mereka nomor satukan. Selain mendapat bantuan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini APBD Riau setiap tahun, mereka juga mendapat support dari pihak pemerintah secara penuh.
”Sekolah kita dibiayai pemerintah provinsi melalui APBD, kemudian kita dapat Bosda, BOSP juga. Hal ini sangat membantu, karena siswa kita kan di asrama dan kebutuhan sekolah kita jauh melebihi sekolah lain yang tidak berasrama, ” ungkap Edi Sutono saat berbincang dengan Forwadik Riau, Senin 3 Juni 2024, di kantor Disdik Riau usai dirinya mengikuti sebuah rapat dinas.
Edi Sutono menjelaskan, saat masuk ke SMAN Plus Provinsi Riau, anak-anak peserta didik akan dikenakan beberapa biaya pribadi, bukan biaya yang masuk dalam item APBD ataupun Bosda atau BOSP.
”Ada beberapa kebutuhan anak-anak di asrama yang sebelumnya sudah dirapatkan dengan komite Rabu 29 Mai 2024 lalu. Selain anggaran makan dan minum, asrama dan seragam, menjadi tanggungan orangtua. Contoh seragam hari Senin, topi, dasi, dan sepatu. Seragam hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Di asrama kami kebutuhan anak juga sama dengan anak-anak di asrama lain. Ada yang dibiayai pemerintah, ada yang memang menjadi tanggungan orangtua,” ungkap Edi Sutono.
”Sebenarnya dana Bosda dan BOSP kami sering tidak bisa mengcover kebutuhan sekolah berasrama dengan luas 10 hektar ini. Selain ada tenaga tambahan juga harus dibayar honornya, dan biaya-biaya lainnya. Makanya kami curhat dengan orangtua dan mereka dalam rapat komite itu sepakat kebutuhan pribadi anak ditanggung orangtua,” ungkap Edi lagi.
Diakhir perbincangan Edi Sutono mengajak Forwadik Riau untuk ikut memantau dan mengawal proses ini, terlebih pembiayaan yang diadakan SMAN Plus Provinsi Riau dan juga pelaksanaan pendidikan disana.
”Makanya, saya sebagai kepala sekolah, mengundang dan mengajak kawan-kawan Forum Wartawan Pendidikan Riau untuk ikut memantau dan mengawal proses ini. Berkunjunglah ke sekolah kami, jadi jelas melihat kondisi kami disana. Kalau jumpa disini, hanya saya saja, kalau ke sekolah kan bisa melihat anak-anak, guru-guru, asrama dan semua isi sekolah,” undang Edi Sutono mengakhir perbincangan dengan dengan beberapa oengurus Forwadik Riau di Disdik Riau.
Kata Orangtua Siswa Baru Soal Biaya Anak Baru
Beberapa orangtua siswa yang dimintakan tanggapannya tentang biaya anak baru masuk SMAN Plus Provinsi Riau ini menyebutkan mereka tidak keberatan. Seperti yang diungkapkan Marwan Sutrisno orangtua yang anaknya berasal dari SMP 4 Pekanbaru.
”Menurut saya perlengkapan sekolah dan perlengkapan asrama di SMAN PLUS Provinsi Riau yang jadi biaya yang dikeluarkan orangtua adalah lumrah dan dalam tahap kewajaran bahkan pemenuhan kebutuhan seragam sekolah dan perlengkapan asrama jauh lebih murah dibandingkan dengan sekolah-sekolah berasrama lainnya. Karena anak-anak kita akan bersekolah dan tinggal selama 3 tahun ke depannya di sekolah SMAN PLUS Provinsi Riau. Bahkan saya beranggapan apa yang dilakukan pihak sekolah merupakan hal yang sudah dilakukan dari sejak awal SMAN PLUS Provinsi Riau menerima siswa/siswi baru, dari generasi pertama sampai generasi 27 sekarang ini,” ungkap Marwan.
Sementara itu, Rosbinner Hutagaol salah seorang orangtua yang anaknya tahun 2024 ini lulus masuk SMAN Plus Provinsi Riau dengan peringkat kelulusan nomor 9, mengatakan hal wajar jika sebagai orangtua mereka dikenakan biaya kebutuhan pribadi anak selama di asrama sekolah nantinya,
”Biasa saja itu. Anak kita kan mau sekolah di sekolah terbaik, masak iya anggaran pribadi yang tidak pula besar begitu kita komplen. Kurasa tak ada yang komplenlah dari orangtua,” ungkap Kak Ros pada media.
Secara rinci Kak Ros membuka catatan hasil rapat mereka orangtua dan Komite akhir bulan lalu di SMAN Plus Provinsi Riau.
Berikut rincian dari Rosbinner, dan dengan sedikit emosi, ibu tiga anak ini menyebutkan, jika angka yang disepakati dalam rapat itu sudah kebutuhan pribadi anak selama tiga tahun di asrama nantinya.
”Ya aneh aja ya, koq dimasalahkan,” tutupnya keheranan. (munazlennnazir)
- Sepatu Rp. 350.000
- Pakaian asrama Rp. 175.000
- Topi sablon serbaguna Rp. 110.000
- Topi putih abu-abu Rp. 35.000
- Topi khusus atau Baret Rp. 120.000
- Evolet Rp.65.000
- Kartu Pelajar Rp.85.000
- Dasi putih abu-abu Rp.40.000
- Dasi baju khusus Rp.40.000
- Kartu Kendali (KUM) Rp.40.000
- Ikat pinggang seragam Rp.110.000
- Kaus kaki bordir Rp.35.000
- Kain samping Rp.120.000
- Kegiatan pembaretan Rp.200.000
Total Rp. 1.875.000