Dr. H. Ali Azhar Sayangkan Ada Alat Peraga Kampanye Masuk ke Sekolah: Cederai Nilai Demokrasi

Dr. H. Ali Azhar Sayangkan Ada Alat Peraga Kampanye Masuk ke Sekolah: Cederai Nilai Demokrasi

Inhil - Tahapan Pemilihan Kepala Daerah baru memasuki verifikasi berkas masing-masing bakal calon yang nanti akan menuju tahap penatapan, tapi sepertinya semangat dari pasangan yang sudah mendaftar sudah menggebu-gebu.

Baru-baru ini kedapatan diduga ada alat peraga kampanye berupa gantungan kunci yang tersebar di sekolah-sekolah di Indragiri Hilir.

Hal ini tentu menimbulkan polemik dari tim yang bersebelahan karena praktek demikian dianggap tidak sportif melihat tahapan belum memasuki masa kampanye terlebih sasaran tersebut menyelinap ke sekolah yang merupakan tempat anak-anak fokus untuk belajar.

Dr. H. Ali Azhar, S.Sos., MH, selaku ketua tim pemenangan Bakal Calon Ferryandi dan Dani M Nursalam langsung merespon dengan serius aksi ini, Ia menanggapi bahwa kegiatan tersebut merupakan pelanggaran etika kampanye.

"Sebagai ketua tim pemenangan, saya Dr. Ali Azhar ingin menanggapi dengan serius isu yang saat ini beredar mengenai penyebaran materi kampanye berupa gantungan kunci bergambar salah satu calon bupati di sekolah-sekolah dasar. Kami memandang hal ini sebagai pelanggaran etika kampanye yang sangat serius dan bertentangan dengan prinsip-prinsip yang kami junjung tinggi," ujarnya, Kamis (19/09/2024).

Dosen Fakultas Hukum ini menegaskan, pihaknya tidak menyetujui dan tidak pernah menyarankan hal-hal yang dianggap melanggar dari pada ketentuan yang sudah ditetapkan oleh KPU.

Ia juga menghimbau ke pihaknya untuk menjunjung nilai sportivitas dan menekankan tidak boleh menghalalkan segala cara termasuk mencederai apalagi mengotori pendidikan hanya untuk kepentingan.

"Pertama-tama, kami ingin menegaskan bahwa tim kami sama sekali tidak mengotorisasi atau mendukung penyebaran materi kampanye apapun di lingkungan sekolah, terutama sekolah dasar. Kami berpegang teguh pada prinsip bahwa institusi pendidikan harus menjadi zona netral yang bebas dari aktivitas politik praktis. Anak-anak usia sekolah dasar tidak seharusnya menjadi sasaran kampanye politik dalam bentuk apapun," tegasnya.

Di samping pernyataan yang tegas, ketua tim pemenangan FERMADANI ini juga akan mengambil langkah yakni melakukan investigasi internal untuk menekankan kepada tim di dalam betul-betul solid menjunjung tinggi sportifitas.  

"Kami akan segera melakukan investigasi internal untuk memastikan bahwa tidak ada anggota tim atau relawan kami yang terlibat dalam kegiatan ini. Jika terbukti ada pihak yang mengatasnamakan tim kami dalam menyebarkan materi kampanye tersebut, kami akan mengambil tindakan tegas dan tidak segan-segan untuk memutuskan hubungan dengan mereka," ujarnya.

Selain itu, Ali Azhar yang akrab disapa Ustadz Ajay ini juga mengajak kepada masyarakat khususnya orang tua murid serta pihak sekolah untuk bekerjasama dalam memberantas perilaku yang menyimpang ini.

"Kepada masyarakat, khususnya orang tua dan tenaga pendidik, kami mohon kerjasamanya untuk melaporkan kepada kami atau langsung kepada Bawaslu jika menemukan praktik-praktik serupa. Kami juga mengimbau kepada pihak sekolah untuk lebih waspada dan menolak segala bentuk aktivitas politik di lingkungan sekolah," ucapnya.

Ustadz Ajay juga menyatakan komitmen untuk terus bergerak berdasarkan aturan kemudian akan memberikan edukasi ke tim dan simpatisan agar fokus menyampaikan visi misi dengan cara yang benar.

"Kami berkomitmen untuk menjalankan kampanye yang bersih, jujur, dan edukatif, dengan menjunjung tinggi integritas dan etika. Fokus kami adalah menyampaikan visi, misi, dan program kerja kepada pemilih yang berhak, melalui cara-cara yang sah dan bermartabat," tambahnya.

Dari temuan pada kasus ini, Ali Azhar menekankan pilkada yang seharusnya menjadi proses pendidikan politik yang sehat tidak boleh tercoreng dengan alasan apapun, kendati demikian Ia mengajak seluruh elemen untuk tetap bersama-sama menjaganya.

"Kami ingin menekankan bahwa pemilihan kepala daerah seharusnya menjadi proses pendidikan politik yang sehat bagi masyarakat, bukan malah mencederai nilai-nilai demokrasi dengan melibatkan anak-anak yang belum waktunya. Mari kita jaga bersama kemurnian proses demokrasi ini demi masa depan daerah kita," imbuhnya.