Indragiri Hilir - Persentase balita stunting di Kecamatan Keritang di tahun 2022 : 0,7%, 2023 : 0,7%. dan 2024 : 0,2%. Namun dari 17 Desa, ada 1 Desa yang terjadi peningkatan kasus stunting yaitu Desa Nusantara Jaya dan Desa Pebenaan dimana terjadi peningkatan data stunting dari tahun 2022 sampai tahun 2024 dari 0 kasus menjadi 2 kasus pada tahun 2024.
Secara umum, sebagian besar desa di Kecamatan Keritang telah menunjukkan angka penurunan kasus stunting dari tahun 2022 ke 2024. Hal ini menunjukkan sudah adanya penyatuan program/intervensi upaya percepatan pencegahan stunting, sehingga telah mampu menurunkan presentase balita stunting di Kecamatan Keritang.
Namun hal ini belum maksimal, sehingga perlu peningkatan kerjasama dan komitmen semua pemangku kebijakan dan pelaksana program agar dapat lebih kompak dalam menangani kasus stunting di Kecamatan Keritang.
Beberapa faktor sangat berperan penting yang merupakan salah satu penyebab stunting, sehingga memerlukan perhatian khusus. Telah dilakukan kajian yang mendalam terhadap penyebab kasus stunting dapat dilihat dari hal-hal yang berhubungan dengan faktor risiko. Berikut beberapa poin penting dari kajian tersebut adalah:
1. Faktor lingkungan
Beberapa wilayah di Kecamatan Keritang masih mengalami sulit air bersih, dan banyak yang masih belum memilki jamban sehat. Selain dari dua permasalahan tersebut, ada beberapa desa yang masih melakukan perilaku yang sulit untuk diubah. Berdasarkan jumlah data kepala keluarga 510 keluarga didesa Nyiur Permai yang terdata di desa 50% keluarga yang masih BAB sembarangan dan 60% keluarga yang hanya memiliki sarana air bersih.
2. Faktor pemberian asi ekslusif pada anak
Berdasarkan laporan perbulan ditiap tiap desa pemberian Asi ekslusif pada anak cenderung rendah. Ini berkaitan terhadap pengetahuan orang tua pentingnya ASI Ekslusif pada tahun (2022 : 30%) (2023 : 33%), (2024 : 38%).
Faktor rumah tangga dan keluarga
3. Factor dalam keluarga dapat turut membantu mencegah stunting dengan cara mendampingi ibu hamil memeriksakan kehamilan dipelayana kesehatan terdekat, juga berperan penting dalam mendukung ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi. Juga memberi dukungan secara moral untuk membawa anak balita ke posyandu terdekat untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak setiap bulan.
4. Kesehatan Reproduksi
Terkait kesehatan reproduksi masih ditemukan adanya pernikahan dini, sehingga tindak lanjut pemerintah pada pernikahan dini adalah melakukan MOU dengan Pengadilan Agama, memberi penyuluhan, melakukan bimbingan kepada anak remaja, calon pengantin, penyuluhan dan sosialisasi kesehatan reproduksi, melakukan kunjungan dan memberikan remaja putri Tablet Tambah Darah (TTD).
Untuk Kegiatan TTD pada remaja putri telah dilakukan Aksi Bergizi di Sekolah dengan rangkaian kegiatan : Senam bersama, sarapan pagi bersama, pemeriksaan Hemoglobin (HB), dan minum TTD.
5. Faktor pemberian makan tambahan pada anak
Pemberian makanan tambahan pada anak juga berperan penting dalam tambahan gizi yang dapat diserap oleh anak. Pentingnya makanan yang bergizi untuk anak juga berpengaruh terhadap stunting. Kurangnya asupan protein hewani merupakan salah satu pemicu stunting. Pemberian makanan pada anak dimulai pada usia 6 bulan juga terlihat masih banyak yang memberikan makanan pada anak sebelum usia 6 bulan.
6. Faktor penyakit infeksi
Penyakit infeksi yang diderita anak dapat menghambat penyerapan gizi ditubuh anak sehingga anak tidak bisa bertumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Hal ini harus menjadi perhatian bagi orang tua, apabila menemukan anak tidak naik berat badannya harus dibawa ke fasilitas Kesehatan untuk dilakukan pengecekan Kesehatan oleh tenaga Kesehatan.
Sasaran kelompok beresiko yang perlu mendapatkan perhatian antara lain remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi, dan usia bawah dua tahun (Baduta). Mempersiapkan remaja putri untuk menjadi calon pengantin pada usia idealnya, sehingga pada saat hamil dapat menjadi ibu hamil yang sehat, berperilaku sehat dan bayi dalam kandungan lahir dengan selamat, sehat serta cerdas.
Bayi yang telah dilahirkan tersebut berhak untuk dilakukan IMD, mendapatkan ASI ekslusif, pemberian makan pada bayi dan anak yang sesuai dengan kebutuhan sehingga pertumbuhan dan perkembangan otaknya dapat optimal.
Pemerintah Kecamatan Keritang sangat mengharapkan dukungan dari berbagai sektor untuk menangani dan mencegah bertambahnya kasus balita stunting, melalui Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting terintegrasi. Pemerintah Desa/Kelurahan diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dan partisipasi aktif dalam hal ini.(Advetorial)