SMA 8 Pekanbaru Taja Pagelaran Seni dan Panen Karya 2024

SMA 8 Pekanbaru Taja Pagelaran Seni dan Panen Karya 2024
Penampilan kelas XII. 4 dalam pangeran senin dan panen karya P5 SMA 8 Pekanbaru, Senin 28 Oktober 2024.

PEKANBARU, SERIBUPARITNEWS.COM - Bersempena Hari Sumpah Pemuda ke 96 tahun 2024, SMA Negeri 8 Pekanbaru menaja acara Pagelaran Seni dan Panen Karya Siswa, Senin 28 Oktober 2024 di halaman sekolah.

Acara ini dibuka oleh Plt Kadisdik Riau yang diwakili Pengawas Sekolah Fauzi Eny, dan disaksikan Kacabdisdik III Riau, Aldela Tambusai, Ketua Komite SMA 8, Delisis Hasanto, Kepsek SMA 8, Tapiv Tria Candra dan seluruh guru SMA 8 Pekanbaru, tamu undangan, orangtua siswa dan aiswa-siswi SMA 8 Pekanbaru. 
  
Kemeriahan Panen Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini berlangsung dari pagi hingga sore. Selain menampilkan atand-atand karya siswa kelas X terutama karya dan proses membatik, juga karya-karya siswa kelas XI baik tehnologi ataupun kreasi.

Sementara pagelaran seni diambil siswa kelas XII dari 12 kelas dengan maaing-maaing kelas dia kelompok tari. Tari-tarian tradisional yang sudah dimodifikasi dan dikelreaaikan dengan gaya modern membuat pagelaran tari ini mendapat banyak perhatian tamu yang hadir. Total 24 grup tari.

Panen Karya ini di ekspose merupakan hasil proses belajar mengajar dengan Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2024.

Kepsek SMAN 8 Pekanbaru, Tavip Tria Candra, menjelaskan kegiatan panen karya yang dilaksankan tahun 2024 ini merupakan kegiatan panen karya yang ke 3.

Untuk tema kegiatan panen karya dibuat masing–masing kelas, untuk Kelas X mengangkat tema :  Bangunlah Jiwa Dan Raganya dengan topik Dimana Ada Sopan Disitu Ada Santun.

"Kami berharap dengan topik yang diangkat Kelas X ini mudah–mudahan anak kami dari SMAN 8 Pekanbaru tetap lebih mengutamakan karakternya disamping kemampuan akademiknya," tutur Tapiv.

"Sebenarnya kegiatan kelas X ini sudah melaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2024 di taman Idrus Tintin, kita telah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan aktualisasi terkait masalah karakter-karakter sopan dan satun yang ada dalam kehidupan sehari hari," terang Tapiv lagi.

Selanjutnya Kelas XI dalam kegiatan panen karyan ini mengangkat Tema : Kearifan Lokal dengan Topik : Merawat Warisan Budaya Nasional Melalui Eksplorasi Keterampilan Tradisional

Kegiatan yang dilakukan oleh siswa Kelas XI adalah membatik dengan tujuan agar siswa didik  di upaya untuk mengenal budaya nasional, mulai dari  proses membatik dimana  selama ini mereka tahunya hanya memakai mengunakan kain batik.

"Jadi melalui kegiatan ini merekan tahu tapi bagaimana proses membatik dan inilah yang perlu kami tanamkan kepada peserta didik kami. Beberapa hasil karya mereka saat ini mudah-mudahan akan kami jadikan untuk pakaian batik SMAN 8 Pekanbaru. Desainernya sudah disiapkan dan sudah pula  kita coba, jadi tinggal lagi kita poles lagi untuk yang terbaik," paparnya.

Kemudian sambung Tavip untuk Kelas XII  mengangkat tema Bhineka Tunggal Ika dengan topik Pagelaran Tari Nusantara.

"Harapan kami mudah-mudahan dengan kegiatan ini para siswa tetap mencintai budaya-budaya nusantara, tidak saja budaya yang ada di Riau tetapi lewat kegiatan ini dia akan mencitai budaya budaya yang ada di nusantara ini," harap Tavip.

Sedangkan Fauzi Eny dalam sambutannya memberikan apresiasi dan semangat kepada aiswa-siswi SMA 8 karena sudah berhasil menyelesaikan proyek P5 mereka dan dapat berbangga memamerkannya hari ini.

Sementara, Kacabdisdik III Riau, Aldela Tambusai memuji  kepala sekolah dan seluruh jajaran guru SMAN 8 Pekanbaru, lewat dari penguatan kerja dan kebersamaan antara kepala sekolah dan jajarannya acara sebesar itu dapat terselenggara dengan baik dan di tata dengan begitu sangat luar biasa.

Menurut Aldela agenda panen raya yang dirangkai dengan kegiatan peringatan Hari Sumpah Pemuda tentu membutuhkan energi yang besar dan persiapannya lebih besar.

Selain itu ia juga mengapresiasi  penampilan tarian yang dibawakan oleh para guru di SMA 8 Pekanbaru. ini membuktikan bahwa bukan hanya siswa yang termotivasi untuk berkarya dan berkreasi namun sebagai guru pengajar harus mampu menjadi contoh.

Sementara itu Ketua Komite SMA 8 Pekanbaru Delisis Hasanto dalam sambutannya menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan ini terlaksana atas dukungan orangtua siswa serta pihak sponsor lainnya.

Usai membuka acara panen karya, Fauzi Eny diampingi Tavip Tria Candra, Aldela Tambusai dan Delisis Hasanto melakukan penandatanganan kain batik hasil kaya siswa SMAN 8 Pekanbaru dan meresmikan prasasti sopan santun angkatan 49 dengan menyematkan gombok cinta.

Penciptaan prasasti sopan santun angkatan 49 pertanda peserta didik memiliki tanggung jawab untuk terus menjaga kepribadiannya terhadap kebaikan, sehingga secara langsung telah menumbuhkan dan membangun jiwa raga peserta didik dengan penguatan karakter profil pelajar Pancasila yang penuh sopan dan santun, berketuhanan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, kreatif.

Prasasti sopan santun di beri judul dimana ada sopan disitu ada santun, projek ini mengajarkan kepada peserta didik, hidup dimanapun berada harus berlandaskan sopan dan santun. Sopan santun membantu membangun hubungan yang baik antara siswa, guru, dan staf sekolah.

Dengan bersikap sopan, menciptakan lingkungan yang lebih harmonis di sekolah. Sopan santun juga meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Suatu hari nanti, ketika peserta didik sampai di gerbang universitas tentunya para guru sudah merasa yakin akan bekal yang telah didapat di SMA 8 Pekanbaru, bahkan ketika sampai pada tahap pengabdian di masyarakat tentunya penguatan dengan bekal tata krama dan sopan santun telah didapatkan.

Di prasasti tersebut terdapat ratusan gembok yang terpatri dalam tulisan pesan moral oleh peserta didik tentang sopan santun, menghiasi prasasti yang diusung dengan garapan instalasi seni yang ekspresinya berwujud gembok cinta smandel. Maknanya adalah pengungkapan rasa empati tulus murni atas rasa hormat dan bangga yang tinggi pada almamater, wujud cinta kasih-sayang kepada sekolah, guru, teman dan lingkungan SMAN 8 Pekanbaru yang diikat kuat dengan gombok cinta, rasa cinta warga sekolah disemat dalam prasasti sopan santun ini selama apapun sampai kapanpun.(*)