Tembilahan, – Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Kepatuhan Bea Cukai (KPPBC) TMP C Tembilahan menyelenggarakan pelatihan Indonesia Customs and Excise Client Service Charter di Aula Sri Gemilang. Jumat (14/02)
Kegiatan ini dihadiri puluhan pegawai dan dipimpin langsung oleh Kepala KPPBC TMP C Tembilahan, Bapak Setiawan Rosyidi, dengan menghadirkan narasumber dari Subdirektorat Bimbingan Pengguna Jasa dan Manajemen Layanan Informasi, Direktorat Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa.
Dalam sambutan pembukaannya, Setiawan Rosyidi menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai langkah strategis meningkatkan kualitas layanan. “Kami ingin memastikan setiap pegawai tidak hanya memahami prosedur, tetapi juga menginternalisasi nilai integritas dan etika dalam setiap interaksi dengan masyarakat. Ini adalah fondasi kepercayaan publik,” ujarnya. Beliau juga menekankan bahwa transformasi pelayanan Bea Cukai harus sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan birokrasi yang responsif dan akuntabel.
Bapak Fery Gunawan, Kepala Subdirektorat Bimbingan Pengguna Jasa dan Manajemen Layanan Informasi, memaparkan konsep *Pelayanan Prima* sebagai kunci utama materi pelatihan. “Pelayanan yang baik harus memenuhi tiga pilar: sesuai standar, memuaskan pelanggan, dan dilandasi integritas. Ini bukan hanya tentang kepatuhan, tetapi juga bagaimana kita membangun relasi,” jelasnya. Peserta diajak merefleksikan praktik layanan selama ini melalui studi kasus dan diskusi interaktif.
Pada sesi kedua, Fery Gunawan merinci prinsip dasar pelayanan, seperti kecepatan, kejelasan prosedur, dan kesopanan. “Sikap ramah, empati, serta kesediaan mendengarkan keluhan adalah cerminan profesionalisme,” tegasnya. Peserta juga dilatih teknik komunikasi efektif, termasuk penggunaan bahasa tubuh dan intonasi suara yang tepat untuk menciptakan kenyamanan bagi pengguna jasa.
Materi pelatihan turut menyoroti hal-hal yang dilarang dalam pelayanan, seperti diskriminasi, penyalahgunaan wewenang, atau transaksi tidak transparan. “Setiap keluhan harus ditangani dengan prinsip 3T: Tanggap, Tuntas, dan Tercatat,” papar Fery. Peserta diberi simulasi untuk mengelola konflik, termasuk teknik negosiasi dan solusi win-win solution.
Pelatihan diwarnai dengan sesi tanya jawab yang dinamis. Salah satu peserta, Siti Rahayu dari Seksi Pelayanan, mengungkapkan, “Pelatihan ini membuka wawasan saya tentang pentingnya pendekatan personal. Terkadang, masyarakat butuh didengar sebelum solusi diberikan.” Feedback positif juga disampaikan peserta lain terkait penyusunan SOP yang lebih adaptif.
Menutup acara, Setiawan Rosyidi kembali menyampaikan apresiasi dan harapannya. “*Ilmu hari ini harus menjadi budaya kerja. Saya akan memastikan monitoring berkelanjutan untuk memastikan implementasinya,*” tegasnya. Beliau juga mengumumkan rencana pelatihan lanjutan dan pembentukan tim khusus penjaminan kualitas layanan di lingkungan KPPBC Tembilahan.
Pelatihan ini diharapkan menjadi katalis transformasi pelayanan Bea Cukai Tembilahan menuju standar internasional. “Dengan semangat kolaborasi, kami yakin dapat menjadi contoh bagi kantor layanan publik lainnya di wilayah Riau,” tutup Setiawan. Kedepan, inovasi seperti *helpdesk digital* dan survei kepuasan pengguna jasa akan digulirkan untuk memperkuat akuntabilitas institusi.