Jembatan Swadaya Runtuh, Akses Antar Desa Terputus Akibat Hujan Lebat

Jembatan Swadaya Runtuh, Akses Antar Desa Terputus Akibat Hujan Lebat
Jembatan swadaya masyarakat

Keritang – Jembatan swadaya masyarakat yang melintasi Sungai Keritang runtuh akibat diterjang derasnya air hujan dengan intensitas tinggi. Jembatan tersebut merupakan satu-satunya penghubung vital bagi warga empat desa, yaitu Keritang, Sekayan, Petalongan, dan Danau Rambai yang berada di Dusun Tua, Desa Keritang. Kejadian ini membuat akses transportasi antar-desa terputus total.  

Dampaknya, warga Desa Sekayan yang hendak mengurus administrasi di kantor desa terpaksa mengambil jalan memutar sejauh 20 kilometer. Perjalanan yang biasanya hanya memakan waktu singkat kini menjadi lebih dari satu jam, menyulitkan mobilitas masyarakat, terutama untuk urusan pekerjaan, pendidikan, dan layanan kesehatan.  

Kepala Desa Sekayan, Jumadi, menyatakan keprihatinannya atas insiden ini. "Kami sangat berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah untuk segera memperbaiki jembatan ini. Selama ini, jembatan ini menjadi tulang punggung perekonomian dan sosial warga," ujarnya.  

Jembatan tersebut dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat dan telah bertahun-tahun menjadi sarana penghubung utama. Namun, karena konstruksinya sederhana dan tidak didukung struktur yang kokoh, jembatan tidak mampu menahan derasnya arus sungai saat hujan lebat.  

Warga setempat berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk membangun jembatan yang lebih kuat dan tahan lama. "Kami tidak bisa mengandalkan jembatan darurat terus-menerus. Butuh solusi permanen agar kejadian seperti ini tidak terulang," kata salah seorang tokoh masyarakat Dusun Tua.  

Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum setempat dikabarkan telah melakukan peninjauan ke lokasi. Namun, hingga kini belum ada kepastian kapan proses perbaikan atau pembangunan jembatan baru akan dimulai.  

Masyarakat pun mengkhawatirkan dampak jangka panjang jika jembatan tidak segera diperbaiki. Selain menghambat aktivitas sehari-hari, akses pengiriman hasil pertanian dan perdagangan antardesa juga terancam terganggu, berpotensi menurunkan perekonomian warga.  

Kepala Desa Jumadi menegaskan akan terus mendorong upaya perbaikan secepatnya. "Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar segera ada tindak lanjut. Warga tidak boleh terus menerus dirugikan oleh masalah ini," pungkasnya.