PEKANBARU - Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Riau, Erisman Yahya mengatakan bahwa siswa SMA/SMK/SLB yang ada di Riau sudah terdidik untuk bertoleransi antar sesamanya.
Hal tersebut disebutkan Erisman Yahya saat melakukan podcast radiotalk bersama RRI Pekanbaru, di Mal Pekanbaru, Kamis (14/8/2025). Kegiatan itu bersamaan dengan Semarak Pendidikan Riau 2025 yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Provinsi Riau.
“Terkait toleransi siswa kita, bisa dilihat melalui tarian yang dibawa saat pembukaan semarak Pendidikan Riau tadi, ada dari Inhu, Kuansing, dan sebagainya. Tarian ini penuh makna akan toleransi dan mereka sudah terbiasa dengan toleransi, mereka bisa menerima itu dan bisa bekerjasama juga berkolaborasi dengan baik,” sebut Erisman Yahya.
“Alhamdulillah, itu berarti mereka sudah terdidik untuk bertoleransi satu sama lainnya, begitu pun dalam suku, agama dan lain-lain,” tambahnya.
Ia mengaku bangga akan keberanian para siswa dalam kegiatan Semarak Pendidikan Riau tahun 2025 ini. Para siswa terlihat penuh semangat dan berani unjuk gigi kepada publik.
“Kegiatan ini kita lakukan karena ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa dunia pendidikan di Provinsi Riau juga bisa unjuk gigi di depan publik,” ucap Erisman.
“Kita bisa memperlihatkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa, ini sekaligus bagi kita Pemprov Riau sebagai uji publik produk siswa agar mengetahui apakah hasil kerja mereka bisa diterima masyarakat atau tidak,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga menyampaikan, bahwa baik dari SMA/SMK maupun SLB se-Riau turut meramaikan kegiatan Semarak Pendidikan Riau ini.
“Mereka menunjukkan kemampuannya baik dalam bentuk barang, perfomance seperti tari dan nyanyi, fashion show. Nah ini semua skill dan juga bakat mereka, tentu harus kita dorong,” ungkap Erisman.
Selain itu, pihaknya berpesan kepada generasi muda untuk terus belajar dengan giat dan harus memiliki spirit untuk tetap maju, serta jangan gampang menyerah pada suatu hal.
“Karena saya melihat generasi saat ini, salah satu kelemahannya mereka gampang menyerah, cepat putus asa, dikit-dikit mau healing,” pesannya.
Menurut Erisman, anak muda itu harus tahan banting, jangan cepat putus asa, harus bisa berfikir kreatif serta kritis.
“Kita harus tahan di berbagai persoalan yang datang menghampiri, karena zaman sekarang kebanyakan anak-anak itu melihat pada hasil, tidak pada prosesnya,” terangnya.
“Nah ini yang harus diperbaiki ke depan, anak-anak kita harus punya spirit yang luar biasa , jangan mudah menyerah, harus terus maju untuk masa depan yang lebih baik,” tandas Erisman.