SeribuparitNews.com, Pasangkayu – Dinas Sosial Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat,bergerak cepat merespons kasus kekerasan seksual yang menimpa seorang penyandang disabilitas intelektual berinisial Bunga (nama samaran) dengan memberikan bantuan dan menjamin pendampingan komprehensif.
Penyerahan bantuan ini , menunjukkan kehadiran dan komitmen pemerintah daerah terhadap perlindungan kelompok rentan.
Bantuan berupa paket sembako , diserahkan langsung di kediaman korban oleh perwakilan Dinas Sosial pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Perwakilan yang hadir terdiri dari Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Kabid Rehsos), pendamping, dan staf. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga korban, terutama setelah insiden yang terjadi.
Komitmen Pendampingan Psikologis
Dalam pernyataannya, perwakilan Dinsos menegaskan pentingnya perlindungan terhadap penyandang disabilitas sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah daerah dan pusat.
"Kehadiran kami dari Dinas Sosial ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap penyandang disabilitas," ujarnya.
Selain bantuan materi, Dinsos berkomitmen untuk menyediakan pendampingan psikologis guna membantu pemulihan trauma korban.
Pihaknya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam melihat warganya dalam kesulitan.
Koordinasi Lintas Sektor untuk Keadilan
Kasus ini menyoroti kerentanan penyandang disabilitas intelektual dan memerlukan penanganan serius dari berbagai pihak.
Dinsos Pasangkayu menyatakan akan terus berkoordinasi dengan aparat hukum untuk memastikan proses keadilan berjalan sebagaimana mestinya.
Selain itu, Dinsos juga akan memperkuat kerja sama dengan lembaga perlindungan anak dan perempuan demi penanganan yang komprehensif.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait agar korban mendapatkan keadilan dan pemulihan yang maksimal," tambahnya.
Melalui respons cepat ini, Pemerintah Kabupaten Pasangkayu menunjukkan komitmennya untuk menjadi pelindung dan pemberi dukungan, memastikan setiap warga mendapatkan perhatian sosial yang layak. Keluarga korban diharapkan merasa lebih tenang, sementara proses hukum terus berjalan.
Pewarta: Mohammad Nadir Achmad.