Pameran Bonsai Jadi Ruang Kolaborasi Jaga Alam untuk Bumi Lancang Kuning

Pameran Bonsai Jadi Ruang Kolaborasi Jaga Alam untuk Bumi Lancang Kuning
Pameran Nasional Pesona Bonsai Homeland of Melayu II di halaman MTQ Pekanbaru, Riau.

PEKANBARU - Di balik batang yang meliuk dan daun yang terpangkas rapi, tersimpan pesan tentang kesabaran, cinta, dan komitmen merawat alam. Pameran Nasional Pesona Bonsai Homeland of Melayu II tak sekadar menampilkan keindahan, tetapi juga menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan.

Bagi para pembonsai, setiap pohon adalah perjalanan panjang. Dari bibit kecil hingga menjadi karya bernilai seni, prosesnya membutuhkan waktu, ketelatenan, dan kesadaran ekologis. 

Ketua Panitia Pameran Nasional Pesona Bonsai Homeland of Melayu II, Akbar Prabowo, mengatakan bahwa kegiatan ini lahir dari semangat pelestarian. Menurutnya, dukungan terhadap tanaman hias dan hortikultura harus berjalan seiring dengan upaya menjaga keseimbangan lingkungan.

“Kami selalu mendukung penuh upaya pelestarian tanaman hias serta pengembangan sektor hortikultura. Selain itu, kami juga sejalan dengan dukungan terhadap program Green Policing yang digagas Kapolda Riau,” kata Akbar di Halaman MTQ Pekanbaru, Sabtu (13/12).

Dijelaskan, setiap aktivitas manusia, termasuk hobi dan kegiatan seni seperti bonsai, tidak boleh lepas dari prinsip ekologi. Kesadaran lingkungan harus dibangun sejak awal, bukan muncul setelah kerusakan terjadi.

“Kami menyadari bahwa seluruh aktivitas harus berpijak pada prinsip ekologi. Pemahaman terhadap dampak lingkungan menjadi hal yang sangat penting, sehingga kita tidak baru menyadari pentingnya kembali ke alam ketika masalah sudah muncul,” jelasnya.

Komitmen tersebut diwujudkan melalui dukungan terhadap langkah-langkah preventif dan berkelanjutan. Panitia pameran turut menyelaraskan gerakannya dengan program pemerintah daerah, khususnya di bidang penghijauan dan edukasi lingkungan untuk Kota Pekanbaru.

“Karena itu, kami juga mendukung langkah-langkah preventif dan berkelanjutan dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Dukungan ini sejalan dengan program Wali Kota Pekanbaru, yakni Satu Pohon Satu Siswa,” ungkapnya.

Tak hanya sebatas dukungan moral, pihaknya juga menyatakan kesiapan untuk terlibat langsung. Penyediaan bibit tanaman menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata yang akan dilaksanakan secara bertahap.

“Kami menyatakan komitmen untuk mendukung program bapak Wali Kota tersebut, termasuk membantu penyediaan bibit tanaman. Ke depan, kami akan menyampaikan jenis-jenis pohon yang akan disiapkan dan didistribusikan,” tambahnya.

Pameran bonsai ini pun mendapat apresiasi dari Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho. Ia melihat pameran bukan hanya sebagai ajang seni, tetapi juga ruang pembelajaran tentang nilai kehidupan yang tumbuh bersama alam.

“Suasananya hangat dan penuh semangat dari para pecinta bonsai yang dengan sabar merawat karya-karya hijau bernilai seni tinggi. Bonsai mengajarkan kita tentang ketekunan, kesabaran, dan kecintaan pada alam,” tutur Wako Pekanbaru Agung Nugroho.

Ia menyampaikan terima kasih kepada panitia dan seluruh komunitas bonsai yang telah menghadirkan kegiatan positif bagi masyarakat Pekanbaru. Menurutnya, kegiatan seperti ini mampu memperkuat ikatan sosial sekaligus menumbuhkan kesadaran lingkungan.

“Terima kasih kepada panitia dan seluruh komunitas bonsai yang telah menghadirkan kegiatan positif ini di Pekanbaru. Semoga pameran ini menjadi ajang silaturahmi dan inspirasi untuk terus menjaga lingkungan,” ujarnya.

Apresiasi serupa juga datang dari Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan. Kehadirannya di tengah pameran menjadi simbol dukungan terhadap gerakan masyarakat yang peduli pada alam dan keberlanjutan.

“Bonsai dirawat dengan cinta, hasilnya jadi seni yang mempesona. Saya hadir dengan sukarela dan bangga melihat komunitas yang memberi manfaat nyata. Saya senang dengan komunitas yang mencintai alam seperti ini,” terangnya.

Kapolda Irjen Herry menilai proses merawat bonsai mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang relevan bagi semua kalangan. Kesabaran, ketelatenan, dan konsistensi menjadi kunci yang tidak hanya berlaku dalam seni, tetapi juga dalam menjaga lingkungan dan membangun masa depan.

“Proses menanam dan memelihara bonsai membutuhkan kesabaran panjang dan perawatan yang telaten. Melalui pameran bonsai, kita diajarkan bahwa kesabaran, keindahan, dan kebersamaan ada dalam setiap pohon. Merawat alam adalah merawat hati dan masa depan bersama,” pungkasnya.