BANGKINANG -- Perubahan sistem pembelajaran pada kurikulum Merdeka Belajar sudah menuju arah yang benar, meski begitu, perjuangan belum selesai karena masih banyak yang harus dibenahi. Saat pelaksanaanya, perubahan ini mendapat banyak tantangan terutama saat terjadinya pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Tengku Fauzan Tambusai dalam sambutannya saat menjadi inspektur upacara Hari Pendidikan Nasional di SMA Negeri 1 Kota Bangkinang, Kamis 2 Mei 2024, membacakan pidato tertulis Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim yang juga mengucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional kepada seluruh insan pendidikan di Riau.
''Lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan. Perjalanan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia,” katanya.
Dijelaskan, perubahan sistem pembelajaran pada kurikulum Merdeka Belajar bukanlah suatu hal yang mudah. Karena butuh proses mendalam agar bisa beradaptasi untuk menerapkan segala materi. Namun, berkat kerja sama dari pemerintah dan para pendidik yang telah berdedikasi dalam mengajar serta membimbing generasi muda, tantangan tersebut bisa dilewati.
“Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar, bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan, rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan,” jelasnya.
Diungkapkan, ketika langkah dari segala elemen mulai serempak dalam menerapkan segala materi pembelajaran, keadaan dihadapkan dengan tantangan yang tak pernah terbayangkan yakni Pandemi Covid-19. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup secara drastis.
“Pada saat yang sama, pandemi memberikan kesempatan untuk mengakselerasi perubahan dengan bergotong-royong. Kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat. Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama,” ungkapnya.
Oleh karena itulah, ia menuturkan perjalanan selama lima tahun terakhir ini bukanlah waktu yang sebentar untuk menjalankan gerakan Merdeka Belajar. Sehingga, perubahan yang menyeluruh ini dapat diteruskan secara berkelanjutan agar terwujud semakin majunya pendidikan di Indonesia.
“Kita sudah berjalan menuju arah yang benar tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang cita-citakan,” pungkasnya.***