Suatu waktu Ken Arok yang nama aslinya “Temon” itu mengadukan penglihatan anehnya kepada Pendeta Lhogawe, dalam pengaduannya ia mengungkapkan, pada saat ia di taman Baboji, ketika Ken Dedes turun dari kereta, kainnya tersingkap, terbuka jelas hingga paha, kemaluan Ken Dedes rupanya terlihat jelas oleh Ken Arok, hal ini tentu wajar sebab pada tahun-tahun itu belum tercipta celana dalam yang memadai.
Dalam penglihatannya, Ken Arok melihat jika kemaluan Ken Dedes bercahaya, bahkan kilauannya menyilauan Ken Arok, Pendeta Lhogawe mengabarkan bahwa “itu adalah tanda bahwa Ken Dedes adalah wanita Nareswari”, sang pendeta juga menambahkan bahwa “Betatapaun sengsaranya maka laki-laki yang mengawininya akan jadi Raja Besar”.
Peristiwa memancarnya cahaya dari kemaluan Ken Dedes yang menyilaukan mata Ken Arok ini kelak menjadi pemantik petaka di Jawa. Tunggul Ametung Terbunuh, bahkan Kerajaan Kediri, Kerajaan yang tersohor kemakmurannya di seantero jagat itu runtuh karena ambisi besar Ken Arok yang dipengaruhi tafsir Pendeta Lho Gawe setelah sebelumnya melihat kemaluan Ken Dedes yang bercahaya.
Kisah mengenai bercahayanya kemaluan Ken Dedes ini dibahas dalam Tafsir Sejarah Negarakertagama Karya Slamet Muljana (2009;93-94), dimana didalamnya mengisyaratkan bahwa petaka yang timbul di Tumapel, Kediri, maupun petaka-petaka yang menyebabkan terbunuhnya Ken Arok serta terbunuhnya ketujuh keturunannya bukan karena kutuk Keris Empu Gandring semata, melainkan juga karena kilauan kemaluan Ken Dedes yang bercahaya.
Sumber : FB Sejarah Cirebon dan Umum