Tembilahan - Dalam hasil audit kasus stunting di Inhil tercatat bahwa beberapa hal yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat stunting adalah beberapa hal seperti Balita (Bayi di bawah usia lima tahun) dan Baduta (Bayi di bawah usia dua tahun) tumbuh di dalam keluarga perokok aktif, sanitasi yang tidak layak, lingkungan rumah yang kumuh dengan ventilasi dan cahaya matahari buruk, serta pola makan yang belum dapat dikategorikan sebagai makanan sehat dan bergizi berimbang.
Kepala Dinas P2KBP3A Inhil Sirajuddin menyepakati beberapa program prioritas untuk tindak lanjut atas rekomendasi Tim Pakar Audit Kasus stunting Inhil di antaranya dengan melakukan pemeriksaan rutin ibu hamil, edukasi, konsultasi dan pendampingan pada ibu hamil terkait gizi selama proses mengandung, melahirkan hingga menyusui, serta KB pasca persalinan.
"Sasaran Balita dan Baduta akan dipastikan untuk mendapatkan makanan bergizi seimbang, imunisasi dasar lengkap, pemantuan tumbuh kembang yang meliputi deteksi dini tumbuh kembang dan penyakit pada balita, pemberian terapi asam folat, Zinc, Vit. A, Vit. C, B-Complex dan obat cacing, serta observasi tumbuh kembang berkelanjutan, serta pendampingan sasaran keluarga beresiko stunting",Sebutnya.
Selain itu Pemkab Inhil juga akan menjamin pendaftaran BPJS kesehatan bagi keluarga beresiko stunting (PBI BPJS), sosialisasi serta edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), juga perbaikan sanitasi lingkungan.
“Kami telah membentuk Tim Audit Kasus Stunting Inhil, yang terdiri dari tim pakar dan tim teknis dari RSUD Tembilahan dan Dinas Kesehatan Inhil , dengan tugas utamanya mengidentifikasi risiko dan penyebab stunting pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, termasuk mengatasi masalah mendasar dalam bentuk rekomendasi tindak lanjut,” tuturnya.
Dinas P2KBP3A Inhil menegaskan berkomitmen untuk terus melakukan upaya percepatan penurunan stunting di Inhil. Oleh karenanya Ia meminta seluruh pihak terkait dapat bekerja sama, bersama-sama mewujudkan Inhil yang bebas stunting, “Mari kita jalin komunikasi dan koordinasi yang baik, mencari solusi terbaik apabila terdapat kendala, khususnya dalam melaksanakan rekomendasi hasil audit tim pakar, demi menujudkan zero new stunting di kabupaten Indragiri Hilir di tahun 2025,” pungkasnya. (Adv)