Asahan - Musola adalah ruangan, tempat atau rumah kecil menyerupai masjid yang digunakan sebagai tempat shalat dan mengaji bagi umat Islam. Musola juga sering disebut dengan surau atau langgar di beberapa daerah.
Berbeda dengan masjid dari segi fungsi karena tidak bisa dipakai untuk salat berjemaah skala besar seperti halnya untuk salat Jumat, pada umumnya musala dipakai untuk salat berjamaah dengan skala kecil, kurang lebih 10-15 orang, tergantung muatan kapasitas musala tersebut. Biasanya musala tidak dilengkapi mimbar.
Musola pada umumnya ditemukan di tempat-tempat umum untuk mempermudah sarana ibadah bagi umat Muslim.
Salah satu mushola Nurul Amin yang terletak di dusun I Desa Silo Bonto kecamatan Silau Laut yang sejak berdiri belum pernah mendapat sentuhan bantuan dari mana pun.
"Dengan adanya TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 tahun 2015 yang digelar didesa kami dan merupakan Sasaran tambahan program unggulan Kasad yaitu rehab dan penambahan sarana MCK, Sekarang Musola kami lebih berwarna," ujar Jefry selaku Ketua BKM musola Nurul Amin.
Jefry juga menambahkan dengan adanya Rehabilitasi musola Nurul Amin bisa bermanfaat untuk meningkatkan kenyamanan beribadah, memperkuat kegiatan keagamaan, dan meningkatkan kualitas tempat ibadah bagi masyarakat.
"Selain itu, musola yang direhab dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat," ujarnya.
Di tengah situasi minimnya Fasilitas musola Nurul Amin tersebut, Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 bersama Babinsa Koramil 07/AJ hadir memberikan dukungan nyata.
Mereka tak hanya menyampaikan pesan komunikasi Religius, tetapi juga terjun langsung membantu proses rehab dan penambahan fasilitas MCK bersama masyarakat.
Danramil 07/AJ, Lettu Inf Rixon Damanik, mengatakan kehadiran Babinsa di tengah warga merupakan bagian dari pendekatan sosial TNI dalam pelaksanaan TMMD.
“Kami ingin menunjukkan bahwa TNI hadir bukan hanya untuk keamanan, tapi juga mendukung kegiatan keagamaan masyarakat desa. Ini bagian dari semangat gotong royong,” ujarnya.
Kebersamaan yang tercipta antara aparat TNI dan masyarakat menjadi potret kuatnya nilai-nilai sosial dan religius di pedesaan. Di tengah keterbatasan, mereka tetap menjaga semangat dan kebersamaan dalam beribadah, dengan harapan ke depan bisa memperteguh ukuwah islamiyah