Gubernur Riau Abdul Wahid Dorong Kolaborasi Kredit Karbon dengan ART TREES di London Climate Action Week 2025

Gubernur Riau Abdul Wahid Dorong Kolaborasi Kredit Karbon dengan ART TREES di London Climate Action Week 2025
Gubernur Riau Abdul Wahid mengambil langkah strategis dengan membuka peluang investasi kredit karbon melalui kolaborasi dengan ART TREES,

London,  – Gubernur Riau Abdul Wahid mengambil langkah strategis dengan membuka peluang investasi kredit karbon melalui kolaborasi dengan ART TREES, lembaga terkemuka di bidang metodologi pengukuran karbon Selasa (24/06)

 Inisiatif ini dibahas dalam pertemuan khusus pada hari kedua London Climate Action Week 2025, yang dipimpin oleh perwakilan Kementerian Kehutanan Prof. Haruni.  

Abdul Wahid melihat peluang besar di pasar karbon wajib (compliance market) yang diatur dalam Pasal 6 Paris Agreement. Dengan memanfaatkan potensi hutan Riau sebagai penyerap karbon, ia berkomitmen menjadikan provinsi ini sebagai salah satu jurisdiksi unggulan dalam perdagangan karbon global.  

Managing Director ART TREES, Cristina Magerkurth, menyambut positif langkah Riau. “Pendampingan oleh UNEP dan pemilihan metodologi perhitungan yang tepat adalah langkah awal yang baik. Kami berharap Riau bisa menjadi contoh bagi daerah lain,” ujarnya usai pertemuan dua jam dengan delegasi Indonesia.  

Plt. Kepala Bappeda Riau, Purnama Irawansyah, mengungkapkan, Riau memiliki baseline emisi 174 juta ton CO² berdasarkan RPJMD 2024. Untuk memenuhi target nasional, Riau wajib menurunkan emisi 39% secara mandiri dan 43% dengan dukungan internasional. “Jika berhasil, benefit ekonomi akan sebanding dengan upaya ini,” tegasnya.  

Abdul Wahid menegaskan, inisiatif ini adalah terobosan untuk mengatasi keterbatasan anggaran daerah. Pendapatan dari kredit karbon akan dialokasikan untuk sektor lahan, kehutanan, lingkungan hidup, pertanian, dan transportasi, mendorong pembangunan berkelanjutan.  

Kolaborasi dengan ART TREES menjadi kunci, mengingat lembaga ini menyediakan standar TREES untuk mengukur dan memverifikasi hasil REDD+. Wahid yakin, kerja sama ini akan memperkuat posisi Riau di pasar karbon global.  

“Tantangan regulasi dan teknis harus diatasi dengan sinergi pusat-daerah. Kami akan memperkenalkan potensi Riau ke pemerintah pusat untuk memastikan akses ke pasar compliance market,” jelas Wahid.  

Dukungan internasional dari UNEP juga dinilai kritis. Wahid menekankan, pendampingan teknis dan pendanaan akan mempercepat penyusunan strategi pengurangan emisi berbasis ilmiah.  

Delegasi Riau juga mempelajari persyaratan dan peluang dari ART TREES, termasuk mekanisme verifikasi dan pelaporan. Langkah ini menjadi fondasi untuk transaksi kredit karbon yang transparan dan akuntabel.  

Wahid optimis, upaya ini tidak hanya mendukung target iklim Indonesia, tetapi juga membuka lapangan kerja hijau (green jobs) dan investasi berbasis lingkungan di Riau.  

“Ini momentum untuk mengubah tantangan menjadi peluang. Riau siap menjadi pemain utama dalam aksi iklim global,” pungkasnya.  

Pertemuan ini menjadi tonggak awal bagi Riau untuk memenuhi komitmen iklim sekaligus menguatkan perekonomian daerah melalui mekanisme karbon yang berkelanjutan.

Ikuti Seribuparitnews.com di GoogleNews

Berita Lainnya

Index