Komut Pertamina Tegaskan Evaluasi Ketat HSSE di WK Pertamina Hulu Rokan

Komut Pertamina Tegaskan Evaluasi Ketat HSSE di WK Pertamina Hulu Rokan
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Mochamad Iriawan.

PEKANBARU - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Mochamad Iriawan, mengajak seluruh jajaran yang hadir untuk menundukkan kepala dan menadah tangan, mendoakan seorang pekerja berusia 43 tahun yang gugur akibat insiden kerja di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Ajakan doa tersebut disampaikan menyusul terjadinya peristiwa fatality yang menyebabkan satu pekerja meninggal dunia.

"Saya ingin mengajak bersama-sama kita berdoa, tadi pagi ada fatality meninggal dunia. Kami mohon maaf Pak Gubernur, dari Pertamina ini tentu tidak sengaja," ucap Komut Pertamina di Rumbai Camp PHR, Selasa (23/12/2025).

Ia mengatakan, bahwa Pertamina akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Menurutnya, evaluasi diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.

“Kami akan investigasi kok bisa terjadi fatality yang menyebabkan kematian,” tegasnya.

Selain menyampaikan duka, Komut Mochamad Iriawan juga memberikan arahan tegas kepada jajaran komisaris PT Pertamina Hulu Rokan agar mampu bersinergi secara aktif dengan manajemen. Ia menekankan bahwa peran komisaris tidak hanya mengawasi, tetapi juga membimbing dan membantu manajemen menghadapi berbagai kendala operasional.

"Kemudian untuk jajaran komisaris PHR, harus mampu bersinergi dengan manajemen. Saya minta selain mengawasi dan membimbing, bantu mereka kesulitanya. Tanya ada apa, mungkin dengan pemerintah daerah, dengan apa lain sebagainya," katanya.

Dijelaskan, tata kelola perusahaan harus terus diperkuat, terutama dalam aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). Menurutnya, aspek keselamatan dan keamanan kerja harus menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas operasi migas.

"Tata kelola harus dipastikan. HSSE kembali lagi untuk betul-betul di pelototin. Kejadian itu, saya minta cek betul kenapa kok bisa begitu," jelasnya.

Tak hanya itu, kepada Direktur Utama PHR, ia juga menitipkan pesan agar proses evaluasi dan persetujuan proyek dapat dilakukan secara cepat dan tepat, tanpa mengabaikan aspek keekonomian dan keselamatan kerja. Pria yang kerap disapa Iwan Bule itu menambahkan, untuk proyek-proyek yang dinilai kurang fleksibel, manajemen diminta untuk lebih awal berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk internal PHR, agar tidak menimbulkan hambatan di kemudian hari.

"Kemudian khusus kepada Direktur Utama PHR, saya titip proses evaluasi dan persetujuan proyek harus cepat. Keekonomian semua AP di bawah anda harus menguntungkan dan dapat persetujuan dari SKK Migas, tentunya juga SDM. Untuk proyek-proyek yang kurang fleksibel, bicarakan lebih dahulu dengan stakeholder termasuk PHR. Yang terakhir, sekali lagi, HSSE saya titipkan," pungkasnya.

Ikuti Seribuparitnews.com di GoogleNews

Berita Lainnya

Index