Bogor - Sebuah momentum budaya besar terjadi saat keluarga besar Persilatan Tjimande menggelar pertunjukan seni pencak silat pada Sabtu April 2024 di desa Cikarawang, Bogor, Jawa Barat.
Acara yang bertajuk "Mengenalkan Budaya Pencak Silat kepada Generasi Milenial" diprakarsai oleh Kang Arga, yang tidak hanya menjadi ketua pelaksana, tetapi juga pemimpin utama perguruan silat ini.
Tema yang diangkat merupakan respons atas keprihatinan terhadap menghilangnya keberadaan budaya pencak silat akibat arus budaya asing. "Tema ini mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap eksistensi budaya kita yang terancam punah," ungkap Kang Arga.
Pukul 19.30 WIB, panggung utama menjadi saksi pertunjukan memukau. Tari Jaipong mempesona diiringi musik yang merdu, disusul dengan demonstrasi jurus-jurus klasik pencak silat yang anggun dan kuat dari para praktisi silat Tjimande serta perguruan silat lainnya.
Acara ini tidak hanya menampilkan seni bela diri, namun juga taksi debus dengan keahlian yang memukau. Percikan api dalam atraksi patahan melambangkan semangat membara.
Kang Dedon, Ketua Karang Taruna Desa Cikarawang, berharap perguruan pencak silat di desanya akan mencetak bakat-bakat lokal.
Acara ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga manifestasi semangat bersama dalam menjaga warisan budaya demi keberlangsungannya. Setiap gerakan dan percikan api memancarkan harapan akan kehidupan dan kebanggaan budaya bangsa ini.***
Laporan Kontributor Jawa Barat: Ferdiansyah Ishaq Kosasih (UIN Syarif Hidayatullah)
Editor : Munazlen Nazir
Pertunjukan Seni Pencak Silat Menggema di Desa Cikarawang: Upaya dalam Merawat Kearifan Lokal
Bogor - Sebuah momentum budaya besar terjadi saat keluarga besar Persilatan Tjimande menggelar pertunjukan seni pencak silat pada Sabtu April 2024 di desa Cikarawang, Bogor, Jawa Barat.
Acara yang bertajuk "Mengenalkan Budaya Pencak Silat kepada Generasi Milenial" diprakarsai oleh Kang Arga, yang tidak hanya menjadi ketua pelaksana, tetapi juga pemimpin utama perguruan silat ini.
Tema yang diangkat merupakan respons atas keprihatinan terhadap menghilangnya keberadaan budaya pencak silat akibat arus budaya asing. "Tema ini mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap eksistensi budaya kita yang terancam punah," ungkap Kang Arga.
Pukul 19.30 WIB, panggung utama menjadi saksi pertunjukan memukau. Tari Jaipong mempesona diiringi musik yang merdu, disusul dengan demonstrasi jurus-jurus klasik pencak silat yang anggun dan kuat dari para praktisi silat Tjimande serta perguruan silat lainnya.
Acara ini tidak hanya menampilkan seni bela diri, namun juga taksi debus dengan keahlian yang memukau. Percikan api dalam atraksi patahan melambangkan semangat membara.
Kang Dedon, Ketua Karang Taruna Desa Cikarawang, berharap perguruan pencak silat di desanya akan mencetak bakat-bakat lokal.
Acara ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga manifestasi semangat bersama dalam menjaga warisan budaya demi keberlangsungannya. Setiap gerakan dan percikan api memancarkan harapan akan kehidupan dan kebanggaan budaya bangsa ini.***
Laporan Kontributor Jawa Barat: Ferdiansyah Ishaq Kosasih (UIN Syarif Hidayatullah)
Editor : Munazlen Nazir