Penulis : DR. H. Agus Maulana, SE, MM
Dosen Unisi, Pengamat Ekonomi Riau, Anggota Permigastara Pusat
Kajian Imiah Strategis Menuju Kabupaten Pendidikan, Potensi Indragiri Hilir sebagai Model Kota Pendidikan 2025–2045, (Dalam Kerangka Roadmap Pendidikan Nasional Berkelanjutan)
Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, selama ini dikenal sebagai daerah pesisir dengan potensi ekonomi berbasis perkebunan dan perikanan. Namun, dengan keberadaan empat perguruan tinggi (PT) yang aktif dan potensi demografi yang strategis, Inhil memiliki peluang besar untuk mentransformasi diri menjadi model kabupaten pendidikan di Indonesia. Kajian ini menganalisis kelayakan Inhil sebagai education hub regional, membandingkannya dengan kota-kota pendidikan ternama seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Malang, serta menyusun roadmap pengembangan pendidikan 2025–2045 berbasis data, potensi lokal, dan inovasi digital. Dengan dukungan kebijakan tata kelola yang kuat, integrasi pendidikan-vokasi-ekonomi, dan pemanfaatan teknologi, Inhil dapat menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang unggul sebagai Kabupaten Pendidikan, bahkan melampaui banyak kota pendidikan konvensional.
Gagasan untuk menjadikan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) sebagai "Kota Pendidikan" adalah sebuah inisiatif ambisius. Namun, mewujudkannya memerlukan lebih dari sekadar keberadaan empat perguruan tinggi. Hal ini membutuhkan kajian mendalam, dukungan data, dan roadmap yang jelas untuk bersaing dengan kota-kota pendidikan mapan di Pulau Jawa.
Saat ini, status Inhil sebagai Kota Pendidikan masih merupakan cita-cita, belum realitas. Perbedaan antara Inhil dan kota-kota tersebut sangat fundamental, meliputi jumlah dan jenis perguruan tinggi, ekosistem pendidikan, infrastruktur, serta dukungan budaya masyarakat.
Kota-kota seperti Bandung, Yogyakarta, Malang, dan Semarang dikenal sebagai kota pendidikan karena konsentrasi perguruan tinggi, budaya akademik, dan ekosistem inovasi.
Namun, sebagian besar kota pendidikan berada di pulau Jawa, menciptakan ketimpangan akses pendidikan tinggi di luar Jawa.
Indragiri Hilir (Inhil), meskipun kabupaten, memiliki:
4 perguruan tinggi terakreditasi (2024),
Populasi usia produktif (15–34 tahun) mencapai 38% dari total penduduk,
Lokasi strategis di pesisir timur Sumatera, dekat Selat Malaka.
Pertanyaan Kajian
Dapatkah Indragiri Hilir menjadi model Kabupaten Pendidikan terbaik di Indonesia, sejajar atau bahkan melampaui kota-kota pendidikan konvensional?
Kajian Mendalam dan Perbandingan
1. Jumlah dan Jenis Perguruan Tinggi:
Bandung, Yogyakarta, Surabaya & Malang: Memiliki puluhan hingga ratusan perguruan tinggi (negeri dan swasta) dengan berbagai spesialisasi (teknologi, seni, kedokteran, dll.). Hal ini menciptakan ekosistem akademik yang kaya, menarik mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Indragiri Hilir: Memiliki empat perguruan tinggi (Universitas Islam Indragiri, Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan, dan STIKES Husada Gemilang, STID Guntung kemungkinan yang lainnya tidak disebutkan secara spesifik dalam sumber data) yang sebagian besar berfokus ekonomi, teknik pada pendidikan Islam dan bidang kesehatan. Jumlah ini masih sangat terbatas dan belum memiliki daya tarik nasional dan international dibandingkan letak Inhil yang strategis dan di perbatasan SIJORI.
2. Ekosistem Pendidikan dan Riset:
Bandung, Yogyakarta, Surabaya & Malang: Terintegrasi dengan industri, pusat riset, dan komunitas kreatif. Mahasiswa memiliki banyak kesempatan untuk magang, berkolaborasi dalam riset, dan mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Lingkungan ini mendukung transfer pengetahuan dari kampus ke masyarakat dan industri.
Indragiri Hilir: Belum memiliki ekosistem riset dan industri yang kuat. Kolaborasi antara perguruan tinggi dan sektor unggulan daerah (seperti perkebunan kelapa) dan transformasi industry dalam hilirisasi masih perlu ditingkatkan dengan pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dikembangkan dari hasil riset-riset kampus.
Roadmap 2025-2045: Menuju Kabupaten Unggul sebagai Pengelola Pendidikan Terbaik. Untuk mewujudkan Indragiri Hilir sebagai Kota Pendidikan, diperlukan roadmap yang terstruktur dan terukur. Roadmap ini dibagi menjadi tiga fase utama.
Fase 1 (2025-2030): Membangun Pondasi dan Integrasi
Peningkatan Kapasitas Perguruan Tinggi: Fokus pada akreditasi program studi yang ada dan mendorong kolaborasi antar perguruan tinggi di Inhil dan sektor industry / swasta di beberapa kabupaten daratan dan kepulauan pada sekitaran tetangga kabupaten Inhil.
Integrasi dengan Sektor Unggulan Daerah: Perguruan tinggi harus membuka program studi atau pusat penelitian yang relevan dengan potensi lokal, seperti teknologi pengolahan kelapa, mangroove, agroteknologi, dan kesehatan masyarakat.
Kerja Sama Lintas Sektor: Pemerintah daerah, industri, dan perguruan tinggi harus membentuk konsorsium untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri dan pasar kerja yang pasti dengan dukungan komitmen pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja.
Penguatan Infrastruktur Digital: Pemerintah daerah harus memastikan ketersediaan internet yang stabil dan cepat di seluruh wilayah, terutama di lingkungan kampus, untuk mendukung pembelajaran daring dan riset bekerjasama dengan SiDARA BAPERIDA dan Perpustakaan Unggul Digitalisasi.
Penciptaan Atmosfire Kampus dan Taman Bahasa Pustaka dalam kompetensi kemampuan lulusan berbahasa asing (Arab, Inggris, Mandarin) serta Olympiade Bahasa didukung oleh Pemda setiap tahunnya.
Fase 2 (2031-2040): Ekspansi dan Penguatan Keunggulan
Pembangunan Infrastruktur Fisik: Pembangunan fasilitas pendukung seperti asrama mahasiswa, perpustakaan modern, dan ruang kolaborasi serta taman bacaan outdoor yang menarik bagi mahasiswa dan pelajar.
Menarik Perguruan Tinggi Unggulan: Mendorong perguruan tinggi nasional atau internasional untuk membuka cabang Kerjasama denga PT di Inhil melalui insentif pemerintah.
Pengembangan Ekosistem Riset: Mengalokasikan dana khusus untuk riset kolaboratif antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah. Hasil riset ini harus berorientasi pada solusi masalah lokal, seperti penanganan kebersihan lingkungan, mangrove, banjir atau peningkatan produktivitas pertanian dan hilirisasi turunan produk kelapa dan peremajaan coconut villages programme
Fase 3 (2041-2045): Menuju Puncak Keunggulan Regional
Diversifikasi Program Studi: Membuka program studi baru di luar bidang yang sudah ada, seperti teknologi informasi, pariwisata kebun dan sawah, atau seni, untuk menarik minat mahasiswa dari berbagai latar belakang.
Internasionalisasi: Mengundang dosen tamu dari luar negeri dan menawarkan beasiswa untuk mahasiswa internasional, menjadikan Inhil sebagai destinasi pendidikan yang menarik di tingkat regional, nasional dan inter negeri.
Pembentukan Klaster Pendidikan-Industri: Membentuk klaster (pusat konsentrasi) di mana perguruan tinggi, pusat riset, dan perusahaan saling berinteraksi secara intensif untuk mendorong inovasi dan penciptaan lapangan kerja dan pemagangan satu tahun di industry.
Dukungan Data Statistik (Perkiraan)
2025-2030: Peningkatan rasio dosen bergelar S3 dari <10% menjadi 20%. Peningkatan angka partisipasi kasar di tingkat perguruan tinggi sebesar 10-15%.
2031-2040: Peningkatan jumlah riset kolaboratif yang dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi sebesar 50%. Peningkatan jumlah mahasiswa luar daerah sebesar 25%.
2041-2045: Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pendidikan dan riset sebesar 10%. Penempatan lulusan di industri lokal dan nasional meningkat 30%.
3. KESIMPULAN
Indragiri Hilir bukan hanya bisa, tetapi harus menjadi model Kabupaten Pendidikan Indonesia.
Meskipun saat ini belum sebesar Yogyakarta atau Bandung, Inhil memiliki keunggulan unik:
Sebagai kabupaten, transformasinya akan menjadi pioneer baru dalam tata kelola pendidikan daerah.
Fokus pada pendidikan vokasi berbasis sumber daya lokal membuatnya relevan dan berkelanjutan.
Potensi transformasi digital dan ekonomi biru sangat besar.
Dengan komitmen politik, investasi strategis, dan kolaborasi antarlembaga, Inhil dapat melampaui banyak kota pendidikan yang stagnan karena overcapacity dan biaya tinggi.
4. REKOMENDASI KEBIJAKAN
Bupati Inhil menetapkan Perda Pendidikan Unggulan sebagai payung hukum.
Kemendikbudristek memberi dukungan khusus: hibah, peningkatan status PT, dan program Guru Penggerak.
Pemerintah Pusat memasukkan Inhil dalam Proyek Strategis Nasional Pendidikan Daerah Tertinggal.
Swasta & CSR didorong berinvestasi di bidang pendidikan vokasi dan digital.
Bangun Inhil Education Observatory untuk pemantauan kinerja pendidikan secara real-time.
5. PESAN PENUTUP
Bandung punya ITB, Yogyakarta punya UGM, Surabaya punya ITS, Malang punya UB maka biarkan Inhil punya mimpi: menjadi rumah bagi generasi penerus pesisir yang cerdas, inovatif, dan berdaulat secara ilmu pengetahuan. Bukan karena besar kotanya, tapi karena besar hati dan visi pemimpinnya.
Menggelitik Hati dan Mengganggu Pikiran Pemimpin Harini, Untuk Kemajuan Bangsa di Hariesok yang Lebih Baik.