Kerusuhan Besar Pecah di Prancis, Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Demonstran Mengamuk

Kerusuhan Besar Pecah di Prancis, Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Demonstran Mengamuk
Kerusuhan besar pecah di Paris, Prancis. Foto/rt

Paris  - Polisi menembakkan gas air mata di Paris, Nantes, dan Lyon pada hari Kamis (18/9/2025) ketika para pengunjuk rasa bentrok dengan aparat penegak hukum selama aksi mogok di seluruh Prancis menentang usulan langkah-langkah penghematan. Ratusan ribu orang bergabung dalam demonstrasi tersebut

Mereka menentang pemotongan anggaran yang diusulkan Perdana Menteri baru pilihan Presiden Emmanuel Macron, Sebastien Lecornu

Para pengunjuk rasa menuntut pajak yang lebih tinggi bagi orang kaya, lebih banyak dana untuk layanan publik, dan pembatalan reformasi pensiun. Rekaman menunjukkan kerumunan orang mengibarkan bendera, meneriakkan slogan-slogan, bernyanyi, dan bertepuk tangan sementara asap dari suar mengepul di atas gedung-gedung di dekatnya. Demonstrasi tersebut menargetkan pemotongan anggaran yang diumumkan selama musim panas oleh Perdana Menteri saat itu, Francois Bayrou, sebesar 44 miliar euro (USD52 miliar) dari anggaran tahun depan.

Proposal tersebut mencakup pembekuan tarif pajak, tunjangan sosial, dan pensiun, serta menjadikan Hari Kemenangan pada 8 Mei dan Senin Paskah sebagai hari kerja. Pemerintahannya digulingkan pada 8 September setelah parlemen menolak rencana tersebut, memicu krisis politik yang membawa Lecornu berkuasa. Kementerian Dalam Negeri mengatakan lebih dari 180 orang ditangkap sementara 80.000 polisi dan polisi, termasuk unit anti huru hara dan kendaraan lapis baja, dikerahkan di seluruh negeri. Petugas di Paris menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa berpakaian hitam yang melemparkan botol dan batu, dan juga berupaya merusak bank. Bentrokan singkat dilaporkan di Nantes dan Lyon, di mana tiga orang dilaporkan terluka.

Sekitar satu juta orang berpartisipasi di seluruh negeri, menurut kelompok serikat pekerja CGT, sementara pejabat pemerintah memperkirakan angkanya mendekati 500.000. Pihak berwenang memperkirakan 55.000 orang berunjuk rasa di Paris saja. Di ibu kota, layanan metro sebagian besar beroperasi pada jam sibuk dan kereta api regional terganggu, menambah suasana kacau, meskipun jalur kereta api berkecepatan tinggi beroperasi normal. Serikat pekerja mengatakan hingga 45% guru mogok, sementara Kementerian Pendidikan melaporkan angka yang lebih rendah.

 

Ikuti Seribuparitnews.com di GoogleNews

Berita Lainnya

Index