Penulis Opini merupakan seorang Mahasiswa Pasca Sarjana Unilak dengan Bimbingan Ibu Nurhayani Lubis, SE., M.Si
Penulis : Denny Sastryanto dan Bibit Wahyudi
Tembilahan, 13 Januari 2025
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Lancang Kuning Riau
Perkebunan sawit merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, terutama bagi masyarakat Indragiri Hilir. Sebagai mata pencaharian baru, perkebunan sawit memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, seperti meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta meningkatkan devisa Negara.
Perkebunan kelapa sawit di Indragiri Hilir, Riau, mulai berkembang pada tahun 1980-an. Berikut adalah kronologi singkat:
Periode Awal (1980-1990)
1. Tahun 1980: Pemerintah Indonesia meluncurkan program perkebunan kelapa sawit nasional.
2. Tahun 1985: Perusahaan perkebunan sawit pertama masuk ke Indragiri Hilir.
Periode Perkembangan (1990-2000)
1. Tahun 1990: Luas perkebunan sawit mencapai 10.000 hektar.
2. Tahun 1995: Jumlah perusahaan perkebunan sawit meningkat.
Periode Ekspansi (2000-sekarang)
1. Tahun 2000: Luas perkebunan sawit mencapai 50.000 hektar.
2. Tahun 2010: Indragiri Hilir menjadi salah satu daerah produsen minyak sawit terbesar di Indonesia.
3. Tahun 2020: Luas perkebunan sawit mencapai 200.000 hektar.
Sebelum berkembangnya perkebunan kelapa sawit, masyarakat Indragiri Hilir memiliki beberapa jenis mata pencaharian tradisional, antara lain:
Sektor Pertanian
1. Pertanian padi
2. Karet
3. Kakao
4. Kopi
5. Buah-buahan (seperti durian, rambutan, dan lain-lain)
Sektor Perikanan
1. Penangkapan ikan di Sungai Indragiri dan laut
2. Budidaya ikan dan udang
3. Pembuatan kerupuk ikan
Sektor Kehutanan
1. Pengumpulan kayu dan rotan
2. Pembuatan mebel dan kerajinan
3. Penjualan hasil hutan (seperti damar, resin, dan lain-lain)
Sektor Kerajinan
1. Pembuatan kerajinan tangan (seperti tenun, anyaman, dan lain-lain)
2. Pembuatan mebel dan ukiran kayu
3. Pembuatan kerupuk dan makanan tradisional
Sektor Jasa
1. Perdagangan (pasar tradisional)
2. Transportasi (angkutan sungai dan darat)
3. Jasa bengkel dan reparasi
Sektor Lainnya
1. Pertambangan (batu bara, dan lain-lain)
2. Pariwisata (wisata alam dan budaya)
3. Peternakan (sapi, kambing, dan ayam)
Peningkatan taraf kehidupan masyarakat Indragiri Hilir setelah mengenal kelapa sawit dapat dilihat dari beberapa indikator:
Secara segi Ekonomi
1. Peningkatan pendapatan: 30-50% (sumber: BPS, 2020)
2. Pengurangan kemiskinan: 20-30% (sumber: BPS, 2020)
3. Peningkatan PDB: 5-7% per tahun (sumber: BPS, 2020)
Dalam segi Sosial
1. Peningkatan akses pendidikan: 25-40% (sumber: Kemendikbud, 2020)
2. Peningkatan akses kesehatan: 30-50% (sumber: Kemenkes, 2020)
3. Peningkatan kualitas hidup: 40-60% (sumber: BPS, 2020)
Infrastruktur
1. Peningkatan jalan: 50-70% (sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2020)
2. Peningkatan jembatan: 30-50% (sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2020)
3. Peningkatan fasilitas umum: 40-60% (sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2020)
Persentase peningkatan taraf kehidupan
1. Secara keseluruhan: 35-55% (sumber: BPS, 2020)
2. Masyarakat miskin: 20-40% (sumber: BPS, 2020)
3. Masyarakat menengah: 30-60% (sumber: BPS, 2020)
Meski Demikian ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar perkebunan sawit dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah:
# Aspek Ekonomi
- Meningkatkan pendapatan petani melalui harga jual yang wajar dan akses ke pasar yang lebih luas.
- Membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat.
# Aspek Lingkungan
- Mengelola perkebunan sawit secara berkelanjutan untuk menghindari kerusakan lingkungan dan kehilangan biodiversitas.
- Menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.
# Aspek Sosial
- Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan perkebunan sawit.
- Membangun infrastruktur dan fasilitas umum yang mendukung kehidupan masyarakat sekitar.
Dengan demikian, perkebunan sawit dapat menjadi mata pencaharian yang berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Indragiri Hilir.
Menurut penulis, perkebunan kelapa sawit di Indragiri Hilir memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain:
1. Sumber Pendapatan: Perkebunan sawit menyediakan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat lokal.
2. Pertumbuhan Ekonomi: Industri sawit berkontribusi pada PDB Indragiri Hilir dan meningkatkan ekonomi lokal.
3. Pengembangan Infrastruktur: Perkebunan sawit memicu pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum.
4. Peningkatan Kualitas Hidup: Pendapatan dari sawit memungkinkan masyarakat meningkatkan kualitas hidup dan akses ke pendidikan dan kesehatan.
5. Diversifikasi Usaha: Perkebunan sawit membuka peluang usaha baru, seperti pengolahan minyak sawit dan produk turunan.
Selain dampak Positif Perkebunan Kelapa sawit juga memiliki beberapa dampak Negatif bagi Masyarakat yang harus kita perhatikan seperti:
1. Kerusakan Lingkungan: Deforestasi dan perubahan lahan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem dan kehilangan biodiversitas.
2. Konflik Lahan: Perluasan perkebunan sawit dapat menyebabkan konflik lahan dengan masyarakat lokal dan komunitas adat.
3. Pencemaran Lingkungan: Pembakaran limbah sawit dan penggunaan pestisida dapat mencemari udara dan air.
4. Ketergantungan pada Satu Komoditas: Ketergantungan ekonomi pada sawit dapat membuat masyarakat rentan terhadap fluktuasi harga global.
5. Pengaruh terhadap Kesehatan: Pencemaran lingkungan dan penggunaan bahan kimia dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Dampak Sosial
1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses ke pendidikan dan kesehatan.
2. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
3. Meningkatkan kesempatan usaha dan kewirausahaan.
Dampak Lingkungan
1. Meningkatkan kesadaran lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.
2. Membuka peluang pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Persentase Masyarakat yang Terbantu setelah adanya mata pencaharian baru berupa kelapa sawit di Indragiri Hilir :
1. 60-70% masyarakat terbantu secara ekonomi.
2. 40-50% masyarakat terbantu secara sosial.
3. 20-30% masyarakat terbantu dalam pengembangan usaha.
Minyak kelapa sawit (palm oil) digunakan secara luas dalam industri makanan, kosmetik, dan biofuel karena kemudahan dalam mempertahankan rasa dan konsistensinya.
Permintaan yang terus meningkat mendorong ekspansi kebun kelapa sawit di negara-negara tropis, dengan Indonesia sebagai produsen terbesar, menghasilkan 44 juta metrik ton (57% produksi global) pada 2023/2024. Malaysia mengikuti di posisi kedua dengan 19,71 juta MT (26% global), sementara Thailand memproduksi 3,6 juta MT (5%).
Negara-negara ini, terletak di wilayah tropis, memiliki kondisi ideal untuk pertumbuhan kelapa sawit.
Kesimpulan menurut Penulis :
1. Perkebunan kelapa sawit telah meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat Indragiri Hilir.
2. Industri ini juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.
3. Namun, perlu diatasi dampak negatif seperti kerusakan lingkungan dan konflik lahan.